sekilas.co – Ikan memang dikenal sebagai sumber protein dan omega-3 yang sangat baik untuk tubuh. Namun, seperti makanan lain, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan dampak buruk yang sering kali tak disadari.
Terlalu sering makan ikan tanpa memperhatikan jenis dan porsinya dapat berdampak pada kesehatan pencernaan, keseimbangan hormon, hingga fungsi organ vital. Agar lebih paham, simak sejumlah alasan jangan makan ikan terlalu banyak seperti dilansir dari India TV News
Beberapa ikan, seperti tuna, makarel raja, dan swordfish, diketahui mengandung kadar merkuri tinggi. Paparan merkuri berlebih bisa mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan gejala seperti mual, muntah, serta sakit perut. Lebih parah lagi, akumulasi merkuri dapat merusak sistem saraf dan fungsi otak, terutama pada anak–anak dan ibu hamil.
Untuk mencegah efek buruk ini, pilih ikan dengan kadar merkuri rendah seperti salmon, sarden, atau lele. Batasi konsumsi ikan laut besar agar tubuh tidak menyerap logam berat berlebihan.
Ikan olahan seperti ikan asin, sarden kaleng, atau ikan asap mengandung kadar garam tinggi. Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh, kembung, hingga tekanan darah tinggi. Selain itu, sistem pencernaan bisa terganggu karena retensi air di usus meningkat.
Solusinya, pilih ikan segar dan batasi penggunaan garam saat memasak agar manfaat gizinya tetap optimal.
Ikan kaya protein tetapi hampir tidak mengandung serat. Jika dikonsumsi dalam porsi besar tanpa sayuran, buah, atau biji-bijian, pencernaan bisa terganggu. Kekurangan serat dapat menyebabkan sembelit, ketidakseimbangan bakteri usus, dan metabolisme melambat.
Pastikan setiap kali makan ikan, sertakan sumber serat alami untuk menjaga pencernaan tetap sehat.
Tidak semua ikan mengandung lemak sehat. Ikan yang digoreng atau berasal dari air tercemar bisa mengandung lemak jenuh atau trans, yang memicu peradangan dan memperburuk kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).
Pilih ikan dengan lemak sehat seperti salmon, kembung, atau trout. Hindari menggoreng dengan minyak berlebihan agar kandungan gizinya tidak berubah menjadi lemak berbahaya.
Untuk menjaga kesehatan ikan selama budidaya, banyak peternak menggunakan antibiotik. Sisa antibiotik dapat menumpuk di tubuh ikan dan masuk ke sistem pencernaan manusia, mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus dan meningkatkan risiko infeksi.
Pilih ikan tangkapan laut atau budidaya berkelanjutan yang minim penggunaan antibiotik.
Polusi air membuat banyak ikan terpapar logam berat, pestisida, dan mikroplastik. Konsumsi berlebihan dapat menumpuk zat berbahaya di tubuh, merusak organ seperti hati, ginjal, dan usus. Efeknya bisa berupa mual, kelelahan, dan gangguan pencernaan jangka panjang.
Untuk mengurangi risiko, pilih ikan dari perairan bersih dan masak dengan matang.





