Sekilas.co – Gudeg, makanan tradisional khas Yogyakarta, kembali menjadi sorotan pecinta kuliner nusantara maupun mancanegara. Hidangan berbahan dasar nangka muda yang dimasak dengan santan ini tidak hanya memikat lidah, tetapi juga menyimpan nilai budaya yang kuat bagi masyarakat Jawa.
Gudeg telah menjadi bagian penting dari identitas kuliner Yogyakarta selama berabad-abad. Proses pembuatannya yang membutuhkan waktu lama dan keahlian khusus membuat rasa manis dan gurihnya menjadi sangat khas. Biasanya, gudeg disajikan bersama nasi, ayam opor, telur, dan sambal krecek yang pedas.
Menurut Endang Sari, seorang penjual gudeg legendaris di Kota Gudeg, proses memasak gudeg membutuhkan kesabaran dan kepekaan rasa. Nangka muda harus dimasak perlahan selama minimal 6-8 jam dengan santan dan gula aren agar teksturnya empuk dan rasa manisnya meresap, ujar Endang.
Tren kuliner kekinian juga membawa inovasi pada penyajian gudeg. Beberapa restoran modern di Yogyakarta mulai mengemas gudeg dalam bentuk yang lebih praktis, seperti gudeg instan siap saji dan varian mini untuk cemilan. Namun, cita rasa asli tetap menjadi patokan utama kualitas.
Gudeg bukan hanya makanan, tapi juga simbol kebersamaan dan kearifan lokal. Dalam berbagai acara adat dan tradisi masyarakat Jawa, gudeg selalu hadir sebagai hidangan utama yang menyatukan keluarga dan komunitas.
Dalam beberapa tahun terakhir, gudeg juga mulai dikenal di luar Indonesia, terutama di kalangan wisatawan asing yang berkunjung ke Yogyakarta. Para pelancong sering membawa pulang gudeg sebagai oleh-oleh khas yang menggambarkan kekayaan kuliner Indonesia.
Selain rasa dan budaya, gudeg juga memiliki nilai gizi yang cukup seimbang. Kandungan serat dari nangka muda dan protein dari pelengkap seperti telur dan ayam membuatnya menjadi santapan lezat sekaligus bergizi.
Dengan segala keistimewaan dan keunikan rasa yang dimilikinya, gudeg Yogya terus menjadi primadona kuliner yang patut dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda agar warisan kuliner nusantara ini tetap hidup dan berkembang.





