Sekilas.co – Profesi chef kini bukan lagi sekadar pekerjaan di balik layar dapur restoran. Seiring berkembangnya industri kuliner dan pengaruh media sosial, menjadi seorang chef kini dianggap sebagai karier bergengsi dan penuh peluang. Tak hanya di hotel atau restoran mewah, banyak chef muda kini hadir sebagai influencer kuliner, pemilik bisnis makanan, bahkan bintang televisi.
Menurut data dari Asosiasi Kuliner Indonesia, jumlah pendaftar sekolah memasak di tanah air meningkat hingga 40 persen dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa minat generasi muda terhadap dunia dapur profesional semakin tinggi. Banyak di antaranya terinspirasi dari tokoh-tokoh terkenal seperti Chef Juna, Renatta, dan Arnold yang tampil dalam acara televisi populer.
Namun, di balik popularitas tersebut, menjadi chef bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan keterampilan teknis, stamina fisik, hingga manajemen stres yang baik. Dunia dapur profesional dikenal keras, dengan jam kerja panjang dan tekanan tinggi untuk menyajikan hidangan yang sempurna dalam waktu terbatas. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan menjadi fondasi utama untuk sukses di bidang ini.
Chef Aditya Pratama, lulusan sekolah kuliner di Prancis yang kini membuka restoran di Jakarta Selatan, mengatakan bahwa dunia kuliner bukan hanya soal memasak. “Menjadi chef juga berarti menjadi pemimpin, kreator, dan manajer di dapur. Kita harus bisa mengatur tim, mengelola bahan, hingga menjaga kualitas rasa, jelasnya.
Peran chef kini juga lebih luas dibandingkan sebelumnya. Selain mengatur operasional dapur, chef juga dituntut untuk memahami tren makanan, aspek gizi, teknik memasak modern, hingga sustainability dalam penggunaan bahan. Beberapa chef bahkan mulai fokus pada makanan sehat, plant-based, dan zero waste cooking demi menjawab tuntutan zaman.
Di tengah perkembangan teknologi, banyak chef juga memanfaatkan media digital untuk membangun brand pribadi. YouTube, Instagram, dan TikTok menjadi sarana promosi sekaligus tempat berbagi ilmu. Ini membuat chef tidak hanya dikenal karena masakannya, tapi juga karena kepribadian dan kemampuan komunikasi mereka di depan kamera.
Tak sedikit pula chef yang sukses merintis bisnis makanan sendiri, mulai dari kafe, katering, hingga produk makanan kemasan. Keahlian mereka dalam meracik rasa dan menyajikan makanan berkualitas menjadi nilai jual utama. Selain itu, tren foodpreneur (pengusaha makanan) semakin tumbuh dan membuka peluang karier baru di luar dapur konvensional.
Dengan semua perkembangan ini, profesi chef telah bertransformasi menjadi bidang yang dinamis dan menjanjikan. Meski penuh tantangan, profesi ini tetap menarik bagi mereka yang memiliki passion tinggi di dunia kuliner. Dukungan pendidikan kuliner yang kuat dan perkembangan industri makanan membuat chef bukan lagi sekadar tukang masak, melainkan seniman rasa dan inovator dapur masa kini.





