Jajanan Gorengan Camilan Murah Meriah yang Tak Pernah Sepi Peminat

unsplash.com/ IDN Times

Sekilas.co – Gorengan menjadi salah satu jajanan khas Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Dari kota besar hingga pelosok desa, camilan ini selalu mudah ditemukan di pinggir jalan, pasar tradisional, maupun warung kecil. Harganya yang murah meriah serta cita rasanya yang gurih membuat gorengan digemari berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Beragam jenis gorengan hadir dengan variasi rasa dan tekstur yang khas. Bakwan, tahu isi, pisang goreng, tempe mendoan, hingga risoles, menjadi pilihan yang akrab di lidah masyarakat. Setiap daerah bahkan memiliki variasi tersendiri, seperti cireng dari Jawa Barat atau ote ote khas Surabaya. Keragaman inilah yang membuat gorengan tetap bertahan di tengah gempuran camilan modern.

Baca juga:

Keberadaan pedagang gorengan juga memberi warna tersendiri bagi kehidupan sosial masyarakat. Banyak warga yang menjadikan momen membeli gorengan sebagai kesempatan untuk berbincang santai dengan tetangga atau sekadar melepas penat setelah bekerja. Dengan kata lain, gorengan tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya interaksi sehari hari.

Meski populer, konsumsi gorengan sering menuai perdebatan dari sisi kesehatan. Kandungan minyak yang tinggi jika dikonsumsi berlebihan bisa berdampak pada kolesterol dan kesehatan jantung. Para ahli gizi menyarankan agar masyarakat lebih bijak, misalnya dengan membatasi porsi, memilih minyak berkualitas, serta menyeimbangkannya dengan makanan bergizi lainnya.

Bagi pedagang, bisnis gorengan menjadi ladang penghasilan yang cukup menjanjikan. Modal yang relatif kecil dengan permintaan tinggi membuat banyak orang memilih usaha ini. Bahkan, di beberapa kota besar, gorengan bisa naik kelas dengan konsep kemasan modern dan inovasi rasa, seperti pisang goreng cokelat keju atau bakwan mozarella.

Fenomena ini menunjukkan bahwa gorengan tidak lagi sekadar jajanan jalanan, melainkan juga memiliki potensi bisnis yang besar. Beberapa wirausaha muda bahkan mulai memasarkan gorengan secara online, memanfaatkan layanan pesan antar, dan media sosial untuk memperluas pasar. Kreativitas ini memberi warna baru dalam industri kuliner sederhana.

Namun, di sisi lain, tantangan pedagang gorengan semakin besar. Harga minyak goreng yang fluktuatif kerap memengaruhi harga jual. Hal ini menuntut pedagang untuk terus berinovasi agar tetap menarik konsumen tanpa mengorbankan kualitas. Dukungan pemerintah terhadap UMKM di sektor kuliner menjadi harapan bagi pedagang kecil agar bisa terus bertahan.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, gorengan tetap menjadi primadona di hati masyarakat Indonesia. Camilan sederhana ini tidak hanya menggoyang lidah, tetapi juga merekatkan hubungan sosial dan membuka peluang ekonomi. Jajanan gorengan membuktikan bahwa kesederhanaan bisa menjadi kekuatan yang tak tergantikan.

 

Artikel Terkait