Pemerintah Didesak Susun Masterplan Jika Rendang Resmi Diakui Warisan UNESCO

foto/istimewa

sekilas.coPengamat pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, menekankan pentingnya pembuatan masterplan oleh pemerintah untuk mempromosikan rendang sebagai warisan budaya tak benda. Menurutnya, rencana promosi harus terintegrasi secara offline maupun online, serta memanfaatkan potensi ekonomi kreatif. Beberapa kota sudah memulai branding sebagai  city of rendang , sementara pengembangan desa wisata pun perlu dipersiapkan sebagai bagian dari masterplan tersebut.

“Promosi dan komunikasi terintegrasi secara offline dan online, dan secara ekonomi kreatif dipersiapkan. Beberapa kota sudah melakukan branding city of rendang, secara desa wisata rendang juga bisa dipersiapkan, masterplan-nya dipersiapkan, terang Sari saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/12/2024), dikutip dari Antaranews.

Baca juga:

Pengakuan dari UNESCO akan membawa dampak signifikan bagi rendang. Sari mencatat bahwa hampir 50 persen turis yang mengunjungi suatu negara adalah pemburu kuliner. Dengan rendang diakui secara global, potensi pariwisata Indonesia akan semakin meningkat. Rendang telah mendapat pengakuan internasional, termasuk masuk dalam daftar 50 makanan terlezat versi CNN, yang menunjukkan cita rasanya diakui luas.

Potensi ekonomi kreatif terkait rendang juga sangat besar. Pembentukan masterplan dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Sari menambahkan bahwa rendang bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki banyak varian menarik bagi berbagai kalangan, memperluas pasar dan daya tariknya.

Rendang memiliki posisi yang kuat dalam industri kuliner, baik di dalam negeri maupun internasional. Masyarakat internasional mulai mengenal rendang sebagai salah satu hidangan khas Indonesia yang patut dicoba, meningkatkan reputasi Indonesia dalam peta kuliner dunia.

Populasi foodies di Sumatera Barat cukup besar, mendorong banyak rumah makan menyajikan rendang. Sari mencatat bahwa kuliner menjadi salah satu daya tarik utama sektor pariwisata, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini menunjukkan rendang bisa menjadi magnet wisata yang kuat.

“Ini akan memperkuat branding Sumatera Barat sebagai core dari slowfood tourism yang otentik. Sama halnya dengan pizza di Italia, teh China, dan lainnya, semua akan mencari city of origin-nya, ujarnya.

Keberadaan branding yang jelas dan terintegrasi dapat mengangkat citra tempat asal rendang. Pembangunan branding kota dan desa wisata berbasis rendang dapat menarik lebih banyak wisatawan, sekaligus melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata berbasis kuliner, menciptakan sinergi antara tradisi dan modernitas.

Pemerintah bersama komunitas lokal perlu berkolaborasi untuk meningkatkan promosi rendang. Kerjasama ini meliputi pelaku industri kuliner lokal dan pengusaha kecil, sehingga tercipta ekosistem yang saling mendukung.

Strategi pemasaran digital juga penting. Penguatan pemasaran digital dapat menjangkau audiens lebih luas, bahkan di luar negeri. Sari mendorong pemerintah mempromosikan rendang melalui platform online, media sosial, dan situs web pariwisata. Konten berkualitas akan membantu menarik perhatian pengunjung.

Penyelenggaraan event nasional maupun internasional yang menonjolkan rendang dapat meningkatkan brand awareness. Festival kuliner atau pameran internasional akan memperkenalkan rendang dengan cara menarik, sekaligus membuka peluang kerjasama antarnegara.

Rendang bukan sekadar hidangan, tetapi juga memiliki narasi dan filosofi yang kaya. Kisah di balik pembuatannya, seperti ketahanan dan kebijaksanaan, menciptakan daya tarik tersendiri. Sari menyebut rendang sebagai simbol ketahanan budaya Sumatera Barat dan bagian penting dari warisan masyarakat.

Makanan seperti rendang dapat membantu mempertahankan dan memperkuat budaya lokal, menjadi jembatan antara generasi serta alat memahami identitas budaya. Generasi mendatang bisa mewarisi kekayaan budaya tersebut dalam konteks modern.

Pendidikan kuliner juga tak kalah penting. Sari menyerukan perlunya edukasi kuliner sebagai bagian dari masterplan. Masyarakat perlu diajarkan cara memasak rendang dan nilai-nilai dalam prosesnya. Ini tidak hanya menciptakan keahlian, tetapi juga memperkaya pemahaman warisan budaya.

Dalam rangka mendukung pengakuan rendang oleh UNESCO, penyusunan masterplan menjadi krusial agar semua elemen terkait dapat berkontribusi optimal dalam mempromosikan rendang dan kebudayaan Minangkabau.

Artikel Terkait