Donat Cita Rasa Manis yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu

foto/istimewa

sekilas.co –  Donat merupakan salah satu makanan ringan paling populer di dunia yang telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Makanan berbentuk bulat dengan lubang di tengah ini tidak hanya sekadar camilan, tetapi juga simbol kebahagiaan, kreativitas, dan inovasi dalam dunia kuliner. Rasanya yang manis, teksturnya yang lembut, serta beragam topping yang menggoda membuat donat digemari oleh semua kalangan  dari anakanak hingga orang dewasa. Di berbagai belahan dunia, donat hadir dalam berbagai versi dan gaya penyajian, mulai dari donat klasik tabur gula halus hingga donat premium dengan isian krim, selai, atau bahkan rasa khas daerah tertentu. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sejarah, filosofi, hingga daya tarik donat dalam industri kuliner modern.

Sejarah donat memiliki jejak panjang yang menarik untuk disimak. Meskipun banyak versi yang beredar, asal-usul donat modern diyakini berasal dari imigran Belanda yang datang ke Amerika pada abad ke-19. Mereka membawa resep  olykoek atau  oil cakes , yaitu kue adonan manis yang digoreng menggunakan minyak panas. Namun, bagian tengahnya sering kali tidak matang sempurna. Untuk mengatasi hal itu, seorang pelaut bernama Hanson Gregory pada tahun 1847 dikabarkan menciptakan ide brilian: melubangi bagian tengah adonan agar donat matang merata. Sejak saat itu, bentuk donat dengan lubang di tengah menjadi ciri khas yang ikonik dan dikenal di seluruh dunia.

Baca juga:

Menariknya, donat bukan hanya berkembang di Amerika. Di berbagai negara, makanan sejenis juga muncul dengan adaptasi lokal. Misalnya, di Prancis dikenal beignet, di India ada balushahi, dan di Indonesia muncul donat kentang yang memiliki tekstur lebih lembut dan empuk karena campuran kentang dalam adonannya. Setiap daerah mengolah donat sesuai bahan dan selera lokal, menjadikan donat bukan hanya makanan universal, tetapi juga cermin dari kekayaan budaya kuliner dunia.

Seiring berkembangnya zaman, donat telah berevolusi menjadi bagian penting dari industri kuliner global. Jika dulu donat hanya dijual di toko roti atau pasar tradisional, kini donat hadir dalam berbagai bentuk bisnis, mulai dari kafe tematik hingga franchise besar seperti Dunkin’ Donuts dan J.Co Donuts & Coffee. Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menghadirkan pengalaman menikmati donat dalam suasana yang modern, nyaman, dan Instagramable. Inovasi rasa pun terus dilakukan  dari rasa klasik seperti cokelat dan vanila, hingga rasa lokal seperti tiramisu, matcha, red velvet, bahkan rendang.

Tren  donat artisan juga mulai populer. Donat jenis ini dibuat dengan bahan-bahan premium dan proses yang lebih rumit, mirip seperti pembuatan roti artisan. Ciri khasnya adalah penggunaan bahan alami tanpa pengawet dan desain yang estetik. Hal ini menunjukkan bahwa donat tidak lagi dianggap sekadar jajanan biasa, tetapi telah naik kelas menjadi produk kuliner kreatif yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi. Dalam konteks ini, donat menjadi bukti bagaimana makanan sederhana bisa berkembang menjadi ikon global berkat inovasi dan kreativitas manusia.

Di era digital dan media sosial, donat bukan hanya makanan, melainkan juga bagian dari gaya hidup. Banyak orang memamerkan donat estetik mereka di Instagram, TikTok, atau Pinterest, lengkap dengan foto-foto berwarna cerah dan gaya penyajian menarik. Tren ini mendorong banyak pelaku usaha untuk menciptakan donat dengan desain yang unik  misalnya donat berbentuk karakter lucu, donat bertema musim, atau donat mini yang dikemas dalam kotak cantik.

Fenomena ini juga berpengaruh terhadap perilaku konsumsi masyarakat. Donat tidak hanya dibeli untuk dimakan, tetapi juga sebagai gift, souvenir, atau bahkan properti pemotretan produk. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, hingga Bandung, tren kafe donat dan  donut bar makin meningkat karena masyarakat mencari pengalaman baru dalam menikmati camilan manis ini. Artinya, donat kini juga memiliki dimensi sosial  menjadi medium ekspresi diri, bentuk apresiasi, bahkan alat interaksi di era digital.

Selain memiliki nilai budaya dan sosial, donat juga berperan penting dalam roda ekonomi. Industri donat menciptakan lapangan kerja dari berbagai lini  mulai dari petani gandum, produsen gula, pemasok bahan baku, hingga pelaku UMKM yang menjual donat homemade. Banyak usaha kecil menengah di Indonesia yang sukses mengembangkan bisnis donat lokal, misalnya dengan mengusung konsep donat kentang rumahan atau donat kekinian dengan harga terjangkau.

Donat juga memiliki potensi besar dalam bisnis kuliner kreatif karena mudah diproduksi dan disesuaikan dengan pasar. Biaya produksinya relatif rendah, namun margin keuntungan bisa tinggi tergantung strategi pemasaran dan desain produknya. Oleh karena itu, banyak pengusaha muda menjadikan donat sebagai produk andalan dalam food startup. Tak hanya itu, bisnis donat juga terus berkembang secara digital melalui platform online food delivery yang memudahkan pelanggan memesan donat dengan cepat dan praktis.

Inovasi dalam dunia donat tidak ada habisnya. Selain variasi topping dan rasa, kini hadir pula konsep donat sehat atau guilt-free donuts. Donat jenis ini dibuat dengan bahan rendah gula, tanpa gluten, dan digoreng menggunakan minyak kelapa atau bahkan dipanggang (baked donut) agar lebih rendah kalori. Donat sehat ini menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin tetap menikmati rasa manis tanpa khawatir soal diet.

Selain itu, beberapa chef modern mulai menggabungkan teknik fusion food untuk menciptakan donat dengan cita rasa unik. Contohnya adalah croissant donut (cronut) yang menggabungkan tekstur renyah croissant dan kelembutan donat. Ada juga mochi donut asal Jepang yang kenyal dan elastis, serta bomboloni dari Italia yang berisi krim lembut tanpa lubang tengah. Semua variasi ini memperlihatkan bahwa donat bukan hanya makanan statis, tetapi terus berevolusi mengikuti tren dan kebutuhan pasar.

Di balik rasa manisnya, donat juga memiliki makna emosional yang mendalam. Bagi sebagian orang, donat bisa membawa nostalgia masa kecil   aroma gula yang hangat, rasa lembut di mulut, hingga kenangan menikmati camilan ini bersama keluarga. Donat sering hadir dalam momen-momen istimewa seperti ulang tahun, perayaan, atau sekadar waktu santai bersama teman. Donat menjadi simbol kebahagiaan kecil yang sederhana namun berarti.

Filosofi bentuk donat yang bulat dengan lubang di tengah pun sering dimaknai secara simbolik. Bentuk ini melambangkan kehidupan yang berputar, keseimbangan, dan kesederhanaan. Dari perspektif ini, donat bukan hanya produk kuliner, tetapi juga representasi dari keindahan dalam kesederhanaan  sesuatu yang manis, ringan, namun selalu membawa kehangatan bagi siapa pun yang menikmatinya.

Donat adalah bukti nyata bahwa makanan sederhana bisa menjadi ikon global berkat perpaduan rasa, kreativitas, dan nilai budaya. Dari awal kemunculannya yang sederhana hingga kini menjadi bagian dari gaya hidup modern, donat terus berkembang seiring waktu. Di Indonesia, keberagaman donat lokal menunjukkan kekayaan kuliner yang patut dibanggakan.

Lebih dari sekadar makanan, donat mencerminkan bagaimana manusia mampu mengekspresikan kreativitas melalui cita rasa. Setiap gigitan donat tidak hanya memberikan sensasi manis di lidah, tetapi juga menghadirkan makna yang lebih dalam  tentang kebahagiaan, kebersamaan, dan inovasi tanpa batas. Karena itulah, donat bukan hanya camilan lezat, tetapi juga simbol bahwa kebahagiaan sejati terkadang sesederhana menikmati donat hangat di pagi hari.

Artikel Terkait